Translate

Senin, 15 Desember 2014

WUDHU ADALAH SYARAT SYAHNYA SHOLAT

 Dalil dari al-Qur’an
Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh kedua) kakimu sampai ke dua mata kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh (menyetubuhi) wanita, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Ma’idah: 6).1

Dalil dari as-Sunnah
Pertama, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak akan diterima shalat salah seorang di antara kalian apabila ia berhadats, hingga ia berwudhu’.’”2
Kedua, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ‘Allah tidak menerima shalat yang dilakukan tanpa bersuci dan tidak menerima shadaqah dari hasil penipuan (khianat).’”3
Ketiga, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya aku diperintah (oleh Allah) untuk berwudhu’ apabila aku hendak shalat.’”4
Keempat, dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ‘Kunci shalat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir dan tahlilnya adalah salam.’”5
Tahrim artinya apabila seseorang telah melakukan takbiratul ihram, maka diharamkan baginya berbicara, makan, minum, dan lain-lain, yang pada asalnya adalah halal sebelum ia melakukan takbiratul ihram.6
Tahlil artinya apabila seseorang telah mengucapkan salam di akhir shalatnya, maka ia halal melakukan apa saja yang sebelumnya haram dilakukan dalam shalat.7
Dalil dari Kesepakatan Ulama (Ijma’ Ulama)
Imam Ibnul Mundzir rahimahullah (wafat th. 318 H) mengatakan, “Para ulama telah bersepakat bahwa shalat yang dilakukan seseorang tanpa bersuci tidak sah, jika ia mampu melakukannya.”8
Dari penjelasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa seorang muslim harus berwudhu’ sebelum melaksanakan shalat. Seseorang yang melaksanakan shalat tanpa berwudhu’ maka shalatnya tidak sah.
Allahu a’lam.
Disusun oleh Abu Aslam bin Syahmir Marbawi
Footnote:
  1. Lihat al-Qur’an dan Terjemahan, percetakan al-Qur’an Raja Fahd, Kerajaan Arab Saudi. Lihat buku “Sifat Wudhu Nabi” karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Hafizhahullah) halaman 12.
  2. Shahih. HR. Al-Bukhari (no. 135), Muslim (no. 225), dan selain keduanya. Lihat buku “Sifat Wudhu Nabi” halaman 13.
  3. Shahih. HR. Muslim (no. 224). Lihat buku “Sifat Wudhu Nabi” halaman 13.
  4. Shahih. HR. Abu Dawud (no. 3760), at-Tirmidzi (no. 1847) dan an-Nasa-i (I/67-68). Lihat buku “Sifat Wudhu Nabi” halaman 13.
  5. Shahih. HR. Abu Dawud (no. 60), at-Tirmidzi (no. 3), Ibnu Majah (no. 275), dan selain mereka. Shahih Sunan Abi Dawud (I/102, no. 55). Lihat buku “Sifat Wudhu Nabi” halaman 14.
  6. Lihat catatan kaki buku “Sifat Wudhu Nabi” halaman 14.
  7. Lihat catatan kaki buku “Sifat Wudhu Nabi” halaman 14.
  8. Al-Ijmaa’ (hal. 3, no. 1), cet. II Darul Kutub al-‘Ilmiyyah Beirut, th. 1426 H. Lihat buku “Sifat Wudhu Nabi” halaman 14.

Minggu, 07 Desember 2014

Sifat-Sifat WAJIB, MUSTAHIL dan JAIZ bagi ALLAH

A.      SIFAT-SIFAT WAJIB BAGI ALLAH
1.       Pengertian Sifat Wajib Bagi Allah

Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah sebagai kesempurnaan bagi_Nya. Allah adalah Khaliq, Zat yang memiliki sifat yang tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki makhluk_Nya. Zat Allah tidak bisa dibayangkan sebagaimana bentuk, rupa dan ciri-ciri_Nya. Begitu juga sifat-sifat_Nya, tidak bisa disamakan dengan sifat-sifat makhluk.
Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib aqli) dan berdasarkan dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits).

2.       Pembagian Sifat-sifat Wajib bagi Allah

Menurut para ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri atas 20 sifat. Dari 20 sifat itu kelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
a.       Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah. Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu Wujud.
b.      Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak sesuai, tidak layak dengan kesempurnaan Zat_Nya.
Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu:
1.       Qidam
2.       Baqa’
3.       Mukhalafatuhu lil-hawadis
4.       Qiyamuhu bi nafsihi
5.       Wahdaniyyah
c.       Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh yaitu:
1.       Qudrah
2.       Iradat
3.       Ilmu
4.       Hayat
5.       Sama
6.       Basar
7.       Kalam
d.      Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat Ma’nawiyah tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Jumlah sifat Ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu:
1.       Qadiran
2.       Muridan
3.       ‘Aliman
4.       Hayyan
5.       Sami’an
6.       Basiran
7.       Mutakalliman

B.      SIFAT-SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH
1.       Pengertian Sifat Mustahil Bagi Allah
      Sifat Mustahil bagi Allah yaitu sifat yang tidak layak dan tidak mungkin ada pada Allah dan sekiranya terdapat sifat tersebut akan melemahkan derajat Allah.

2.       Pembagian Sifat-sifat Mustahil Bagi Allah
      Sifat-sifat Mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat-sifat wajib bagi Allah, karena itu jumlahnya sama, yaitu sebanyak 20 sifat. Adapun sifat-sifat mustahil tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Sifat Mustahil dari sifat nafsiyah ada satu, yaitu ‘Adam.
b.      Sifat Mustahil dari sifat Salbiyah ada lima, yaitu:
1.       Hudus
2.       Fana’
3.       Mumatsalatuhu lil-hawadits.
4.       Ihtiyajuhu li gairih
5.       Ta’addud
c.       Sifat mustahil dari sifat ma’ani ada tujuh, yaitu:
1.       ‘Ajz
2.       Karahah
3.       Jahl
4.       Maut
5.       Samam
6.       ‘Umy
7.       Bukm
d.      Sifat mustahil dari sifat ma’nawiyah ada tujuh, yaitu:
1.       ‘Ajizan
2.       Mukraham
3.       Jahilan
4.       Mayyitan
5.       Asamm
6.       A’ma
7.       Abkam

C.      SIFAT-SIFAT JAIZ BAGI ALLAH

1.       Pengertian Sifat Ja’iz Bagi Allah
    Kata “Jaiz” menurut bahasa berarti“boleh”. Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah ialah sifat yang boleh ada dan boleh pula tidak ada pada Allah.
     Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Allah bebas dengan kehendak_Nya sendiri tanpa ada yang menghendaki. Allah boleh saja tidak menciptakan alam ini, jika dia tidak menghendaki alam ini.

2.       Pembagian Sifat Ja’iz Bagi Allah
     Berbeda dengan sifat Wajib dan sifat Mustahil, sifat Jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu:
Artinya:
    Memperbuat segala sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuat_Nya.”

       Yang dimaksud dengan sesuatu yang mungkin terjadi adalah sesuatu yang boleh terjadi dan boleh juga tidak terjadi. Allah bebas menciptakan dan berbuat sesuatu yang Dia kehendaki.

SIFAT JAIZ
1.       Fi’lu
Kulli
Mumkinin
Au tarkuhu